BERUSAHA ISTIQOMAH - LAILATUL IJTIMA' EDISI RAMADLAN
Tampak rona bahagia terpancar dari wajah-wajah yang tampak di foto itu. Apakah karena acaranya selesai, atau karena bisa segera pulang atau karena ada kamera menghadap, entahlah. Yang penting itulah wajah-wajah yang hadir pada acara Lailatul ijtima' edisi Nishfu Ramadlan di tahun Corona alias COPET 19. Salut untuk mereka. Meskipun di balik itu ada yang kepikiran panen timun tapi murah, ada juga yang terong yang juga murah. Ada juga yang dilanda kesedihan karena panen wereng di sawahnya (yang ini stadium 4). Ada juga yang kepikiran Rondo di barat rumahnya dekat masjid. Ada juga yang senang karena bisa membantu menghabiskan rokok temannya. Ada juga yang niat sekaligus ingin shadaqah. Apapun itu, merekalah yang berusaha untuk menjadikan kegiatan Lailatul ijtima' (LI) tetap terlaksana malam itu. Ada juga yg izin, ada juga yg cuek. Memang sedikit yang hadir tapi itu bukan masalah, karena yang terpenting adalah madrasah yang tercinta ini masih mempunyai dan melaksanakan cara untuk menjaga kebaikan, kelestarian, kejayaan madrasah, salah satunya adalah LI. Ingat....CARA, bukan tujuan. Memang Kegiatan LI itu bertujuan supaya Allah senantiasa menjaga, membimbing kita para guru ini agar membaik terus menerus di niat dan aplikasinya. Tapi tujuan itu berada di dalam cara untuk tujuan yang lebih besar yaitu kemaslahatan. Dan itu tetap di dalam cara untuk tujuan yang lebih besar dan lebih besar lagi. Jadi tidak ada endingnya. Endingnya adalah Shirothol Mustaqim. Itu yang kita minta setiap hari sampai akhir hayat. Ia adalah Cakrawala yang jauh, tampak sayup-sayup. Terdengar suara-suara yang memanggil namamu (Lo kok nyanyi). Bagaimana hasilnya, kan sudah setahun lebih? Lagi-lagi, masing-masing punya subyektivitasnya sendiri.
Dalam pelaksanaan ada yang berbeda. Tempatnya di teras atas yang tak berpagar. Lumayan merinding, terutama yang jadi Imam. Ketika sujud, Imam lumayan menekan tangannya karena terlintas pikiran nyeleneh, moro2 Ono seng nyorong lak lucu. 5 jenis sholat dilaksanakan, yaitu Isyak, tarawih, taubat, hajat dan witir. Setelah itu istighotsah/merajuk kepada Allah. Kegiatan dilaksanakan dengan santai dan selesai pukul 20.05 seperti biasanya.
Setelah itu diskusi ilmiah dengan berbagai tema. Ada tema tentang si Dia yang tak mau terkalahkan dengan beberapa sub tema. Ini yang dominan. Kok bisa ya. Entahlah. Hanya saja terlintas di alam pikir, mungkin itulah contoh mental Fir'aun. Satu sosok yang mengaku Tuhan yang semua harus sesuai kehendaknya. Egoisme absolute. Ada juga tentang si Dia yang dinilai sangat jahat karena menyebabkan seorang keluarganya sibuk luar biasa (disantet piye...?). Sampai-sampai yang cerita ini, dari yang awalnya ongap angop ae berbalik menjadikan yang lain angop meskipun tidak ada yang angop. Untungnya Mbuk memberi kode sehingga diskusi bisa berakhir di pukul 24-an.
Loooo....iku lak ngerasani Kabeh. Astaghfirullah. Ya Allah..inilah kami yang lemah ini. Semoga masih tersisa kebaikan untuk kami.
Betapapun, semoga acara bisa terus terlaksana. Pesertanya juga bisa semuanya. La wong sebulan sekali. Prinsipnya...
Bukan mencari kehidupan di madrasah tapi menghidupi madrasah.
Dimulai dari mana? Dari Diri sendiri.
16 Ramadhan 1441 H